huaaaaaaammmmm... (nguap)

on Sabtu, 13 Februari 2010


wah,
ternyata saran kalau kita menguap harus ditutup bukan tanpa alasan. Selain agar mulut kita yang mengaga lebar itu lebih kelihatan sopan jika kita tutup dengan tangan (minimal), ternyata ada alasan lain.

sebuah penelitan (yang saya lupa bersumber dari mana, tapi saya tahu ketika saya sedang mengikuti suatu seminar tentang climatecrisis) bahwa menguap dapat menjadikan salah satu penyumbang bagi global warming.

WAH, kenapa begitu ya?

pertama kita harus paham proses pernafasan pada manusia. Manusia bernafas melalui menghirup dan membuang gas. Kita bernafas menghirup oksigen bukan?
lalu udara apa yang kita buang kembali?
yap, udara itu, gas itu, adalah CO2 atau yang lebih di kenal dengan karbondioksida.

telah kita ketahui bahwa pemanasan global yang terjadi saat ini disebabkan banyaknya karbondioksida yang terperagkap di dalam bumi akibat efek rumah kaca. sehingga  kita merasakan bumi seakan meleleh.

Nah, manusia juga ternyata mengeluarkan gas CO2 tersebut. Kita membutuhkan oksigen yang di produksi oleh tumbuhan sebagai hasil dari fotosintesisnya, sedangkan tumbuhan membutuhkan CO2 dari kita untuk proses mereka mencari makan dengan bantuan sinar matahari. Kita dengan tumbuhan-tumbuhan tersebut terhubung simbiosis mutualisme ya.. ^ ^

namun sayangnya, jumlah manusia dengan tumbuhan-tumbuhan yang ada dunia ini tidak seimbang. Nah, hal ini yang di jadikan perhatian. Ketika jumlah manusia bertambah (yang otomatis bertambah pula jumlah nguapnya), makin banyak kadar CO2 yang di produksi sedangkan kadar O2 malah makin berkurang (padahal tumbuh2an itu salah satu sumber oksigen terbesar! )

hm.. walaupun belum terbukti benar apakah nguapnya manusia bisa menjadi salah satu penyebab global warmwing, ada baiknya juga kita menutup mulut ketika menguap PLUS jangan lupa juga untuk menanam pohon!

GO GREEN! ^ ^

We Need To Wake Up

on Sabtu, 07 November 2009

Apakah KITA siap mengubah cara hidup? 
SIAP!! ^ ^


inilah cara kita untuk memulai :
Ready? GO!
  • Kita bisa mengurangi jumlah emisi karbon ; bahkan kenyataanya, kita bisa menguranginya sampai nol
    • Beli alat-alat hemat energi
    • Ganti termostat (alat untuk menjaga kestabilan suhu) untuk mengurangi energi pemanasan dan pendinginan
    • Jika mampu, beli  mobil hibrida 
    • Usahakan menggunakan sepeda, berjalan kakilah, atau angkutan umum jika ingin berpergian
  • Recycle (mendaur ulang)
  • Katakan pada orang tua kita untuk tidak merusak tempat dimana kita tinggal
  • Jika anda adalah orang tua, bergabunglah dengan anak-anak anda untuk melindungi tempat dimana mereka akan tinggal kelak
  • Beralilah ke energi yang dapat diperbaharui
  • Hubungi perusahan listrik untuk melihat apakah mereka menawarkan energi hijau. Jika mereka tidak menawarkannya, tanya mereka kenapa.
  • Pilih pemimpin yang berjanji akan mengatasi krisis ini. 
  • Ajukan ke kongres/perwakilan rakyat. Jika mereka tidak mendengar, calonkan diri anda untuk menjadi anggota kongres.
  • Tanam pepohonan--banyak pepohonan
  • Utarakan pada komunitasmu, hubungi studio radio dan menulislah di surat kabar.
  • Bergabunglah pada organisasi yang berupaya memerangi global warming
  • Kurangi ketergantungan kita pada minyak asing dan bantu pak petani untuk menanam tanaman bahan bakar alkohol
  • Tingkatkan pemakaian emisi yang lebih rendah dari mobil
  • Jika kamu percaya pada kekuatan do'a, berdo'alah bahwa masyarakat akan menemukan kekuatan untuk berubah.
Seperti pribahasa Afrika, Ketika anda berdoa, gerakan kaki
  • Pelajarilah lebih banyak tentang krisis iklim, lalu terapkan pengetahuanmu



~ To make our place better ~

sumber :  An Inconvenient truth
.

INTRODUCE

BUMI KITA CUMA SATU, COIII!

Suatu ketika saya membaca suatu judul cover dari suatu majalah (maaf, merk di sensor), yang berjudul "Mengapa BENCANA kerap terjadi?"
Lucunya, dibawah judul tersebut terdeskripsikan tulisan seperti ini :

Mungkinkah karena....
  • Pemimpin Musryik, Tidak amanah dan korup?
  • DPR menolak Syariah?
Dan yang paling lucunya lagi, Kedatangan Miyabi sebagai ratu pornografi disangkutpautkan dengan bencana-bencana yang sering terjadi belakangan ini. Saya tahu mereka barulah berspekulasi. Namun, saya tidak habis pikir, dan tertawa dalam pertanyaan mengenai tulisan tersebut, "tidak bisakah mereka lebih realistis lagi dalam mencari penyebab-penyebab timbulnya musibah itu?"

Maksud saya, hal-hal yang religius seperti itu bukan berarti tidak realistis, hanya saja, saya pun sebagai manusia yang memiliki Tuhan yang disembah, yang memiliki agama sebagai jalan hidup, akan lebih kritis dan instrospeksi diri lagi, dalam menanggapi pertanyaan mengapa bencana kerap terjadi?


Bukankah itu mereka sama saja menyalahkan orang lain terhadap timbulnya bencana tanpa bercermin?


Saya jadi teringat ketika saya menghadiri suatu seminar berangka climate di kampus saya. Suatu pernyataan yang terlontar dari bibir pembicara menggelitik saya. Beliau berkata :
" Akhir-akhir ini masyarakat kita selalu berkata begini jika bencana menyerang mereka, 'Ya Tuhan.... apa salah hamba? apa salah hamba?' tanpa mereka paham apa yang telah mereka perbuat sebenarnya pada bumi ini."
Saya tertawa dalam kepanikan dan itu benar-benar menjadi renungan buat saya. (semoga hal tersebut juga bisa menjadi renungan bagi anda-anda dan komunitas yang membuat majalah tersebut).

Tidak perlu berpikir terlampau jauh, yang sampai melibatkan masalah agama dan tetek-bengeknya dalam menjawab pertanyaan mengapa bencana kerap terjadi? dan kalaupun anda ingin menyangkutpautkan masalah kereligiusan dalam menjawab pertanyaan tersebut, saya hanya bisa menyampaikan bahwa, Tuhan maha adil. Jika itu merupakan suatu azab atau karma yang datang dariNYA, maka memang benar adanya, bahwa Tuhan memberikan kita kausal (sebab-akibat) terhadap apa yang telah kita lakukan, manusia, kepada bumi ini selama beberapa abad terakhir.



kesimpulannya.....

Pembuatan blog ini memang sengaja saya buat dalam rangka kepedulian melihat tempat tinggal saya satu-satunya, BUMI, kian lama kian sulit dijadikan tempat tinggal. Tapi saya menyadari bahwa kepedulian, keprihatinan dan hal-hal yang berbau simpati tidak cukup untuk menyehatkan kembali bumi ini. Inilah salah satu aktualisasi saya dalam berjuang bersama kalian yang memang menaruh perhatian besar pada masalah kelangsungan hidup manusia.